-->

Tentang Wisata scuba diving di Pulau Komodo dan Sekitarnya

Pulau Komodo memang senantiasa menarik. Dalam satu bulan terakhir ini, contohnya, kita disuguhkan “teater” pemilihan Pulau Komodo sebagai keajaiban baru dunia. Kontroversi yang melingkungi “teater” tersebut membagi opini publik menjadi dua. Ada sementara orang yang menganggapnya sebagai hoax atau scam, namun ada pula yang menanggapinya dengan serius, termasuk para tokoh publik di negeri ini. Terlepas dari kontroversi itu, saya kira orang banyak akan setuju dengan pernyataan saya: Pulau Komodo, dengan kadal purba dan kekayaan alamnya, bukan sebuah keajaiban baru – Pulau Komodo adalah sebuah keajaiban yang telah sejak lama dianugerahkan Tuhan kepada bangsa Indonesia. Soal pengakuan dari dunia, itu soal lain lagi.

Daripada meributkan soal pengakuan atas, saya kira akan jauh lebih baik bila kita kembali ke pulau itu sendiri dan mempelajarinya lebih dalam – tentu saja sembari mengaguminya. Membaca pelbagai bahan bacaan tentang Pulau Komodo itu akan memberikan pengertian yang lebih luas, kokoh dan mendalam. Bila kita memiliki atensi terhadap pulau tersebut, contohnya, kita akan tahu bahwa kadal purba Komodo yang banyak diributkan itu hidup bukan hanya di Pulau Komodo dan Rinca saja, tetapi bahkan ada pula yang hidup di Pulau Flores. Ya, memang ada sekitar 100 ekor kadal karnivora yang tinggal di Flores. Tidak percaya? Tanyakan pada orang Flores atau Google.

Sisi menarik dari Pulau Komodo, bagi saya, sebenarnya bukan hanya kadal purba itu sendiri. Masih banyak aspek lain dari pulau itu yang menarik untuk dikaji atau sekadar dinikmati sebagai bagian dari relaksasi. Perairan di sekitar Pulau Komodo menyimpan situs-situs penyelaman yang indah dan menantang. Bagi para pecinta olahraga scuba diving, beberapa nama situs penyelaman tersebut mungkin sudah akrab di telinga. Sebut saja Crinoid Canyon, Banana Split, atau Nusa Kode. Namun, di perairan di sekitar Pulau Komodo dan pulau-pulau di sekitarnya, sebenarnya terdapat lebih banyak lagi situs-situs penyalaman yang tidak kalah menariknya. Dalam perhitungan saya, total ada sekitar 51 (lima puluh satu) situs penyelaman di perairan ini.

Tentu saja itu jumlah yang tidak main-main. Saya membayangkan, bila satu situs penyelaman dapat menerima 10 orang scuba diver setiap musim liburan tiba, akan ada 510 scuba divers yang menikmati pemandangan bawah laut di sana: koral, kerapu, cumi-cumi, Napoleon Wrasse, bintang laut, snappers, dinding karang. Tentu devisa yang masuk ke pundi-pundi para pengelola Liveaboard, atau nelayan lokal, dan tentu saja pemerintah daerah setempat, akan cukup besar. Saya membayangkan, akan muncul lebih banyak lagi lapangan pekerjaan baru. Bahkan, saya beranda-andai, suatu saat nanti Pulau Komodo akan dikenal orang bukan hanya karena komodo-nya saja, melainkan juga diving sites-nya dan budaya lokal-nya.

Untuk mencapai impian itu, tentu diperlukan kerja keras dan kemampuan analisis yang cukup mumpuni. Serta, tentu saja, visi para pemangku kepentingan yang terkait.

Serat Jagat, sedang berusaha merangkum dokumentasi online yang tersedia tentang situs-situs penyelaman potensial yang ada di sekitar Pulau Komodo.